Jumat, Maret 19, 2010

Sapaan Pagi

Seperti hari-hari kerja biasa, setiap pagi saya selalu menyetrika pakaian yang akan saya pakai ke kantor, pakaian suami juga. Seperti biasa juga, sejak hamil, sambil menunggu setrika panas, saya duduk sejenak di kursi lipat sambil setengah merebahkan badan. Selalu saya sempatkan untuk menyapa sayang kecil kami setiap pagi dengan sapaan "Assalamu'alaikum, sayangnya Bunda". Saya hanya ingin membiasakan untuk berbicara (selalu) dengannya, apalagi sebentar lagi dia sudah bisa mendengar suara-suara dari luar.

Nah, satu hal yang surprise terjadi pagi ini. Saat saya duduk di kursi lipat itu, saya sapa sayang kecil sambil mengulas kejadian tadi malam di mana dia terus menendang-nendang perut bahkan sampai menjelang tidur.
"Assalamu'alaikum, sayang kecil Bunda... udah pagi, Nak. Tadi malam tendang-tendang Bunda ya? Terus ikut Bunda bobo gak?..."

Lalu, tiba-tiba, saya terpikirkan untuk mempraktikkan apa yang ditulis oleh Mbak Afifah dan suaminya dalam buku "Mengukir Cinta di Lembar Putih" yakni berbicara dengan janin sambil mengatakan "tepuk", "tekan", "usap", "belai" seraya melakukan hal tersebut dengan perut kita. Saya penasaran apakah mungkin dia akan merespon balik. Saya tepuk 1 kali sambil bilang, "Bunda tepuk ya", tanpa saya kira ternyata dia merespon tepukan saya itu. Kemudian, saya coba lagi yang kedua kali, "Eh, sayang kecil tepuk balik ya? Bunda tepuk lagi ya", dan lagi-lagi dia merepon tepukan saya. Saat mau yang ketiga kali, "Satu kali lagi, ya sayang", ternyata dia (mungkin) sudah tidak mau lagi jadi tidak merespon balik. Lalu, saya katakan padanya, "Udahan ya, tepuk-tepukannya? Bunda setrika dulu ya". Saat itu juga setrikaan saya sudah mulai panas. Mungkin karena itu juga, jadi dia sudahi responnya agar Bunda cepat-cepat menyetrika:)

Selang kejadian itu, sampai saya bersiap-siap dan melayani suami yang mau berangkat kerja, saya selalu tersenyum-senyum sendiri. Suami (pasti) penasaran, walau dia tidak tanya (seperti biasa), tapi saya yakin ada pertanyaan dalam dirinya melihat istrinya senyum-senyum sendiri tanpa sebab. Saya tidak menceritakan kejadian ini langsung padanya. Tapi, saya minta dia untuk membaca sendiri cerita ini, di sini.

Rasanya surprise bangeeeeet, senang rasanya, pagi ini, di hari Jum'at ini, diawali dengan sapaan yang menyenangkan dari sayang kecil. Mudah-mudahan semua pertanda baik bahwa sayang kecil kami memang kelak akan menjadi anak yang aktif dan cerdas, tapi shaleh/shalehah-nya ngga boleh ketinggalan juga... ;)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar