Jumat, Mei 08, 2009

Hari Itu 'Kan Tiba

Ambigu? Hari apa? Moment apa? Kapan tibanya?
Mungkin itu beberapa pertanyaan yang muncul di benak para pembaca sesaat setelah membaca judul tulisan saya kali ini. Memang ada 2 moment yang bisa diangkat dari 2 judul di atas. Pertama, yang dimaksud dengan "hari itu" bisa dimaknai dengan kiamat yang kedatangan sudah pasti dan tak bisa dielakkan. Kedua, bagi yang masih jomblo akan memaknai "hari itu" dengan pernikahan. Kali ini saya mencoba untuk menulis tentang hal yang kedua.

Hhhhh....
Tarik nafas panjang dulu sebelum nulis karena memang belum mengalami dan belum tahu pasti seperti apa rasanya menikah. Kalau memasuki jenjang pernikahan, insya Allah sedang dijalani. Banyak pelajaran yang bisa diambil pada masa-masa ini. Jangan disangka karena melalui proses yang sesuai syari'ah lantas tak ada aral rintangan yang menghampiri. Tetapi, justru karena menempuh jalan yang disyari'atkan oleh Allah itu lah maka semakin diuji kekuatan iman orang-orang yang menjalaninya. Apalagi yang memasuki jenjang ini tanpa memegang aturan-aturan syar'i, bisa jadi ujian dan hambatannya bisa lebih besar. Kalaupun tidak ditemukan saat-saat sekarang, bisa jadi ujian dan hambatan itu sedang menanti di masa depan sebagai bentuk pertanggungjawaban perilaku kita di masa lalu yang tidak syar'i. Astaghfirullahal 'adzim...

Yap!
Hari itu 'kan tiba bagi saya. Jika melihat dari tulisan ini dibuat, insya Allah dalam waktu 1 pekan lagi hari itu 'kan tiba. Seperti mimpi, itu yang saya rasakan ketika saya sedang berdiam sejenak dari segenap aktivitas seharian di luar sana. Sejak awal proses perkenalan (ta'aruf) dengan seorang laki-laki, bertemu dengan kedua orang tuanya, mengenal saudaranya, mempersiapkan segala hal untuk hari-H semisal fitting baju, perawatan tubuh, sampai membaca buku-buku berkenaan dengan pernikahan dengan serius, rasanya semua bagai mimpi.

Dengan segenap daya dan upaya berusaha mempersiapkan semuanya agar nanti dapat terlaksana dengan baik, tapi kok masih saja ada perasaan "udah bener belum, ya? udah siap belum, ya?". Rasanya, kalau mengingat itu semua jadi ngga ada habis-habisnya dan ngga akan cukup waktu untuk memikirkannya.

Seorang laki-laki (yang insya Allah) sholeh di seberang sana akan segera datang untuk menjadikan hamba sebagai pendamping hidup (yang insya Allah) satu-satunya sampai di akhir hayat. Sekali lagi saya ingin katakan, "Ini bukan mimpi, kan?".

Detik-detik menjelang "hari itu" semoga berjalan sempurna, begitupula dengan moment di "hari itu". Ya Allah, sesungguhnya hanya engkau sebaik-baik Pelindung dan Penolong. Kabulkanlah do'a hamba. Amiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar