Jumat, Juli 17, 2009

Because She is My Lovely Mom

Awalnya merasa sulit untuk merangkai kata-kata di tulisan ini. Judul di atas pun seolah-olah berkelebat dan langsung dijadikan judul. Sepertinya, sosok seseorang yang jasanya tak pernah terbayarkan oleh apa pun di dunia ini tak akan bisa digambarkan oleh berjuta-juta kata. Cukup di dalam sini (sambil nunjuk ke arah hati) yang bisa merasakan.

Hari ini, di 26 tahun yang lalu, seseorang sedang berjuang melawan maut demi melahirkan seorang bayi mungil dengan selamat ke dunia fana ini. Mungkin sampai detik ini, diri ini hanya bisa merasakannya lewat tulisan-tulisan yang dibaca dan pembicaraan-pembicaraan yang didengar tentang betapa sulitnya masa-masa melahirkan. Tapi, cukup sampai detik ini saja saya sudah merasakan betapa agung sosok itu. Apalagi jika suatu saat nanti, insya Allah, Dia mengizinkan diri ini berada di posisinya 26 tahun yang lalu. Mungkin rasa sayang itu akan semakin semakin semakin bertambah bertambah bertambah...

Mom... Saya tahu, beliau bukan sosok yang selalu 'ngemong' anak-anaknya. Anak-anaknya dididik dengan ketegasan, kecerewetan, kemandirian sampai jadi seperti ini, saya dan adik saya. Saya pernah merasa iri dengan teman-teman yang bisa bicara manja dengan mama mereka. Benar-benar iri saat itu. Tapi, ternyata di lubuk hati terdalam, she is my mom, my perfect mom, always.

Mama... Saya tahu, beliau bukan sosok seseorang yang bisa selalu berkata 'manis' dengan kami, anak-anaknya. Tapi, satu hal yang saya tahu dan itu pasti, bahwa semua kata-katanya adalah isi hatinya yang terdalam dan ungkapan rasa sayangnya kepada kami, saya dan adik saya.

Hari ini, ucapan "selamat ulang tahun" terindah saya dapatkan saat beliau menelepon tadi siang. Bukan ucapan dengan nada 'ngemong', bukan ucapan dengan nada 'manis', tapi...apa yang tadi terdengar cukup membuat airmata ini kembali (lagi) tak tertahankan.

Mendengar ceritanya susah payah mencari sebuah selimut yang memang pernah beliau usulkan untuk saya beli, rasanya sedih. Membayangkan seberapa susah payahnya beliau membawa selimut dengan ukuran yang... pasti kita semua bisa membayangkannya, dengan belanjaan-belanjaannya yang lain, naik ojeg. Padahal saya baru berencana untuk pergi membelinya saat weekend nanti. Tapi... telah ada seseorang yang dengan susah payah dan rela melakukan itu semua.

'Tuk Mama...
Terimakasih untuk semuanya, ya... Always love you.
(Rasanya ada sesuatu tak tertahankan lagi di kelopak mata ini)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar